Langsung ke konten utama

Software Enginering : CONTOH KASUS SISTEM FASE DEFINISI

CONTOH KASUS 1 : Program Uji Kualitas Biji Kopi

FASE 1 (Definisi)

Kualitas biji kopi yang diterapkan di Indonesia yang berlaku saat ini adalah SNI 01-2907-2008. Menurut standar tersebut, salah satu kualitas kopi ditentukan oleh parameter – paramater yaitu warna kopi, adanya lubang pada biji, adanya kulit kopi yang menyertai serta adanya benda / kotoran lain yang menyertai. Mutu kopi ditentukan setiap 300gr kopi, kemudian nilai cacatnya diakumulasi untuk menentukan nilai mutu secara keseluruhan.

Program yang akan dikembangkan menggunakan metode citra dan jaringan syaraf tiruan khususnya dalam mengenali warna dan bentuk biji kopi antara yang berkualitas dan yang tidak.   

Program digunakan untuk meng-analisa kualitas kopi setiap 300 gr sesuai dengan ketentuan SNI untuk mutu kopi di Indonesia.

FASE 2 (Pengembangan)

Untuk menyelesaikan kasus tersebut, program dibangun dengan bahasa pemrograman untuk implementasi JST dan program bantu untuk mengolahan citra menjadi data.

Keluaran dari program berupa nilai cacat dan nilai mutu dari biji kopi yang diukur.


FASE 3 (Pemeliharaan)

Pemeliharaan program dilakukan dengan melakukan kalibrasi dan uji coba perbandingan dengan pengujian biji kopi yang telah ada dan mencoba pada kopi dengan berbagai jenis.


 

CONTOH KASUS 2 : Sistem Pendukung Keputusan untuk Kepala SMK

FASE 1 (Definisi)

Pengambilan keputusan di masa sekarang merupakan salah satu isu krusial, demikian juga yang terjadi pada jabatan kepala sekolah menengah kejuruan (SMK). SMK sebagai model pendidikan mengedepankan kemampuan praktis yang relevan dengan dunia kerja harus mampu merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat dalam upaya melatih anak didiknya. Perecanaan dan pengambilan keputusan ini umumnya dilakukan oleh Kepala sekolah, yang tentu saja memperhatikan aspirasi – aspirasi lain. Salah satu kesulitan yang terjadi adalah belum adanya ketersediaan dan keterkaitan antara data – data yang dibutuhkan untuk membantu perencanaan dan pengambilan keputusan tersebut. Sistem informasi yang akan dikembangkan berikut diharapkan mampu menjawab dan membantu kebutuhan kepala SMK dalam merencanakan program kerja sekolah dan mengambil keputusan – keputusan yang bersifat insidental dan segera.

FASE 2 (Pengembangan)

Sistem informasi / SPK akan dibangun dengan bahasa pemrograman web umumnya (html, php, java) dengan inputan utama ada dua yaitu data dari sumber daya sekolah dan data dari luar sekolah (sekolah lain, pemerintah daerah, pusat). SPK ini menggunakan server yang berada di sekolah atau tempat lain dan dapat diakses oleh kepala sekolah (dengan autentifikasi) dari perangkat client dan web browser. Sehingga dimungkinkan untuk mengakses SPK dari HP atau smartphone.

SPK untuk kepala sekolah ini juga dapat digunakan untuk multiuser (beberapa kepala sekolah / MKKS) karena adanya data dari sekolah lain yang mungkin di-share untuk menjadi bahan perencanaan dan pengambilan keputusan secara bersama.

FASE 3 (Pemeliharaan)

Pemeliharaan terhadao SPK ini adalah dengan melakukan up-date data setiap ada perubahan keadaan, baik keadaan resource di sekolah maupun kebijakan – kebijakan diatasnya.


PERBEDAAN TIAP FASE PADA CONTOH KASUS 1 DAN CONTOH KASUS 2;

FASE 1 (Definisi)

Kasus 1 menerapkan RPL untuk menilai kualitas tertentu yang ada dialam (dalam hal ini biji kopi), sedangkan pada kasus 2, RPL digunakan untuk membantu manusia dalam menentukan suatu keputusan.

FASE 2 (Pengembangan)

Pada kasus 1, program digunakan dengan bantuan data yang dientri manusia kemudian tersimpan dari berbagai sumber kemudian diolah untuk menghasilkan informasi baru guna menjadi salah satu pertimbangan. Kasus dua data di-ambil dan di-proses secara langsung untuk menunjukkan kualitas suatu bahan. Kasus 2 dikembangkan dengan teknologi web sehingga dapat digunakan dimana saja tanpa harus berhadapan langsung dengan objek (sumber daya sekolah, pemerintah, dsb), sedangkan pada kasus 1 merupakan alat ukur yang harus berhadapat langsung dengan objek.

FASE 3 (Pemeliharaan)

Kasus 1 relatif tidak memerlukan waktu pemeliharaan yang panjang. Begitu hasil yang diperoleh alat uji sudah sesuai dengan yang diharapkan / standart maka proses pemeliharaan bisa dikatakan selesai. Sistem pada kasus 2 relatif membutuhkan waktu pmeliharaan yang panjang, entri data mungkin dilakukan setiap saat karena dinamikan perkembangan jaman yang relevan dengan kebutuhan sekolah dapat terjadi setiap saat.


 

PERSAMAN TIAP FASE PADA CONTOH KASUS 1 DAN CONTOH KASUS 2;

FASE 1 (Definisi)

Keduanya sama – sama menggunakan RPL untuk membantu meringankan manusia dalam pekerjaannya, dan menggunakan data yang kemudian diproses menjadi informasi tertentu.

FASE 2 (Pengembangan)

Kedua sistem dikembangkan dengan bantuan sistem komputer dengan bahasa pemrograman tertentu.

FASE 3 (Pemeliharaan)

Sama – sama membutuhkan pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu guna mendapatkan hasil se-optimal mungkin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perhitungan Daya Ruang TIK

Ilustrasi Ruan TIK Bermula dari kenyataan bahwa ruang pembelajaran di sekolah, khususnya di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Malang yang banyak membutuhkan peralatan TIK dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya, maka penulis melakuan pengukuran terhadap beberapa peralatan TIK yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan daya suatu ruangan yang menggunakan peralatan TIK. Pengukuran arus dilakukan dengan tang ampere MT-87B. Setelah arus yang mengalir ke peralatan dapat diketahui, maka daya nyata dapat dihitung berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dan bukan berdasarkan spesifikasi daya yang tertulis pada perlatan. Rumus daya sesaat untuk arus bolak balik / AC dapat dicari dengan rumus seperti daya tegangan DC, P = V x I Tabel Hasil Pengukuran Tabel pengukuran arus beberapa peralatan TIK adalah sebagai berikut: No. Jenis peralatan Spesifikasi Arus terukur Daya 1. PC H81/G3240/4G/320GB/Samsung 15,6” 0.27

Komponen Elektronika pada Rangkaian Komputer (part 1 of 2)

Bagian 1 : Komponen Pasif Perangkat komputer yang digunakan saat ini merupakan komputer generasi ke 4 yang dapat dikatakan sebagai perangkat elektronika. Hanya hardisk dan CD/DVD rom yang di dalamnya masih terdapat mekanisme mekanik, namun kedua perangkat tersebut tetap dikatakan sebagai perangkat elektronik. Perangkat elektronika mengolah sinyal – sinyal melalui rangkaian – rangkaian elektronik yang bekerja secara bersama / terintegrasi dalam suatu sistem. Satu rangkaian / sistem komputer seperti kita ketahui tersusun dari banyak rangkaian pendukung / penyusun. Rangkaian ini dapat berupa rangkaian yang terintegrasi atau menyatu pada motherboard (on-board) maupun rangkaian yang dapat dipasang terpisah, card – card atau perangkat eksternal. Satu rangkaian dengan fungsi tertentu dapat tersusun dari satu atau lebih rangkaian dasar. Rangkaian – rangkaian tersebut tersusun atas kom

Dasar teknik instalasi listrik untuk teknisi komputer – bagian 1

Oleh : Setiyo Budi Tidak dapat dipungkiri bahwa komputer adalah sebuah perlatan listrik yang membutuhkan sumber daya yang sesuai agar dapat beroperasi dengan baik / maksimal. Salah satu syarat agar daya listrik dari sumber (PLN) dapat mengoperasikan komputer dengan baik maka diperlukan prosedur pengkabelan atau instalasi kabel yang sesuai dengan standar. Simbol – simbol listrik Sebelum melakukan instalasi kelistrikan pada suatu ruang atau laboratorium komputer, maka yang pertama perlu dilakukan adalah melakukan perancangan pengkabelan pada ruang tersebut. Manfaat perencanaan ini diantaranya adalah untuk pengembangan dan troubleshooting di kemudian hari. Perancangan dilakukan dengan menggambar diagram skematik yang menggambarkan semua peralatan yang akan dihubungkan. Untuk itu perlu diketahui simbol – simbol kelistrikan yang digunakan untuk keperluan tersebut. Diagram skematik adal