Penulis tamu untuk bahan paparan Kelompok Tani "Karya Utama" Bangelan - Wonosari Kab. Malang
Pendahuluan
Kabupaten Malang sangat populer dengan tanaman kopi. Di samping disebabkan karena wilayah pegunungan yang relatif dingin sehingga sangat tepat bila setiap saat mengkonsumsi minuman kopi, kadaan tanah dan suhu tersebut juga menjadi syarat yang baik bagi pertumbuhan tanaman kopi.
Warga Malang sangat kental dengan budaya kopi. Hampir disetiap kegitan yang diikuti masyarakat, baik yang melibatkan sedikit atau banyak orang, minuman kopi hampir selalu mengambil bagian. Sehingga untuk masyarakat Malang saja konsumsi kopi bubuk untuk minuman sudah tergolong tinggi.
Lamanya waktu panen tanaman kopi menjadi salah satu masalah yang dihadapi petani kopi. Secara normal, dengan metode yang diwariskan turun temurun, waktu panen tanaman kopi dari mulai tanam kurang lebih 3 tahun. Waktu ini relatif lama dan memerlukan tindakan yang dapat mempersingkat waktu panen awal.
Teknologi spesifikasi yang akan dilakukan disini bertujuan untuk mempersingkat waktu panen awal tanaman kopi sejak mulai ditanam. Teknologi ini cukup sederhana dan dapat diterapkan pada berbagai lahan tanaman kopi pada umumnya.
Definisi Pengolahan Lahan dengan Spesifikasi Lokasi
Proses pembentukan tanah
Perkembangan pembentukan tanah merupakan proses gabungan antara proses fisika dan kimia serta diikuti aktivitas biologi untuk merombak bahan induk tanah.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah:
1. Bahan induk tanah
Tanah terbentuk dari pecahan-pecahan batuan induk yang berlangsung terus menerus akibat faktor-faktor lingkungan.
Pecahan bahan induk tersebut berlangsung akibat pelapukan dan penghancuran melalui proses fisika, kimia, dan biologi.
Pelapukan kimia meliputi perubahan kimia dari bahan induk melalui berbagai proses oksidasi, hidrolisa, karbonisasi dansebagainya. Proses biologi berlangsung akibat eksudat-eksudat mikroba tanah dan akar tanaman serta manusia dengan berbagai aktivitasnya.
Kandungan hara yang dikandung tanah tergantung dari bahan induk tanahnya.
2. iklim.
Temperatur dan kelembaban tanah adalah dua faktor utama dalam proses pembentukan tanah. Kinetika reaksi kimia tanah dipengaruhi oleh temperatur.
Perubahan temperatur akan berpengaruh terhadap kandungan kelembaban tanah.
Hubungan suhu dengan kelembaban tanah ini berbanding terbalik, yang artinya semakin tinggi suhu maka kelembaban tanah semakin rendah.
Laju reaksi kimia tanah dapat meningkat sebesar 2 sampai 3 kali lipat jika suhu naik sebesar 100C.
Karena dekomposisi hanya aktif jika tersedia air, maka tanah dengan curah hujan tinggi akan mengalami laju dekomposisi yang cepat juga. Intensitas curah hujan
yang tinggi ini juga akan mengakibatkan pencucuian hara yang telah terdekomposisi tadi.
Pada daerah tropis dengan curah hujan dan suhu yang tinggi menjadikan tanah-tanah daerah ini berwarna merah kekuningan sebagai ciri tanah yang banyak
mengandung mineral besi oksida.
3. Makhluk hidup
Aktivitas mikro/makro flora dan fauna tanah mempengaruhi proses pembentukan tanah.
Organisme makro flora dan fauna lebih mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui rekasi mekanis, sedang organisme mikro lebih berperan pada peristiwa kimia dan biologi.
Mikro flora dan fauna tanah terjalin menjadi satu sehingga sukar dibedakan penguraian yang dilakukan oleh fauna maupun flora tanah.
Akan tetapi yang perlu diingat adalah makhluk hidup ini berperan dalam proses pembentukan tanah.
4. Topografi
Pada tanah miring atau tanah yang agak kedap air, sejumlah besar air yang jatuh diatasnya hilang karena aliran permukaan.
Hal ini akan mengakibatkan dua hal yaitu (1) kehilangan air yang seharusnya masuk ke dalam tanah dan (2) hilangnya tanah akibat aliran air yang terlalu cepat.
Ketidaktersediaan air pada tanah dengan topografi miring ini akan menghambat proses fisis, kimia, dan biologi pembentukan tanah.
5. Waktu
Karena proses pembentukan tanah ini berlangsung lambat, maka dibutuhkan sekitar seratus atau seribu tahun untuk pembentukan tanah dari bahn induknya.
Perbandingan volumetrik dari komposisi tanah
Profil tanah
Irisan melintang dari tanah disebut profil tanah. Penampang lintang tanah dapat kita lihat dari gambar dibawah ini.
Horizon A adalah bagian permukaan tanah yang paling dipengaruhi oleh aktivitas makhluk hidup dan iklim Horizon B merupan horizon akumulasi dari beberapa material hasil pencucian dari horizon A Akumulasi ini di sebut juga illuviation.
Bahan induk (Horizon C), merupakan lapisan terakhir.
Penampang melintang tanah
Faktor iklim merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh karenanya karakteristik umum suatu tanah sangat tergantung
pada perubahan kondisi iklimnya.
Profil tanah merupakan bagian penting bagi pertumbuhan tanaman. Kedalaman, tekstur dan struktur tanah serta sifat kimia merupakan syarat mutlak bagi media tumbuh tanaman.
Tekstur dan Struktur Tanah
Tanah terdiri dari partikel-partikel dengan beberapa ukuran. Partikel mineral dibagi atas tiga kelompok yaitu:
- lempung
- liat
- pasir.
Struktur tanah
Partikel-partikel tanah dapat dipisahkan lagi menjadi agregat – agregat tanah, group, atau kelompok.
Ada 4 tipe agregat tanah, yaitu:
- granular
- prismatik
- balok,
- lempeng.
Tipe agregat tanah
Pada Gambar diatas memperlihatkan 4 tipe agregat tanah yaitu granular (no 1), balok (no.2) prismatik (no.3), dan lempeng (no.4).
Pengolahan Lahan dengan Spesifikasi Lokasi
Sebelum malakukan pengolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana keadaab yang dituju untuk lahan tanam kopi tersebut. Ada dua kelompok besar tentang jenis lahan yang akan ditempati tanaman kopi, yaitu :
- Tanah datar/rata
- Tanah miring cukup terjal
Lahan Tanam Kopi di Tanah Datar
Jika lahan tanam yang akan kita tanami kopi yaitu tanah yang datar atau miring maka metode penanamannya adalah :
- Menggemburkan lahan terlebih dahulu dengan cara mencangkul atau membajak
- Membuat petakan tanah (membuat lubang untuk penanaman benih kopi) dengan ukuran 2,75 x 2,75 m sebanyak mungkin tergantung luas lahan tanam, dan jarak antara lubang/petakan tanah untuk penanaman benih kopi satu dengan yang lain kurang lebih 3 m, mengapa demikian ? karena jarak tersebut digunakan kelak jika benih kopi sudah bertumbuh besar agar mendapat sinar matahari yang merata.
Setelah proses persiapan petakan tanah selesai maka dapat dilanjutkan dengan tahapan – tahapan berikut :
- Jika proses pembuatan petakan tanah untuk penanaman benih kopi selesai dan sudah terjemur matahari ± 1 bulan menjelang musim hujan, berilah pupuk kandang (kompos) dengan ukuran 1-2 sak/petakan dan dicampur dengan tanah yang gembur sampai merata di dalam petakan tersebut.
- Kurang lebih 1-2 minggu awal musim hujan benih kopi harus sudah ditanam pada lahan yang sudah siap, dan penanaman benih ini tidak boleh terlalu dalam. Kedalaman penanaman dilakukan dari akar paling atas kurang lebih 2 cm.
- Jika benih kopi sudah terlihat besar, usahakan di sekitar benih kopi jangan sampai tumbuh ruput atau gulma yang dapat memperlambat pertumbuhan kopi. Pembersihan rumput dan gulma dianjurkan jangan sampai menggunakan obat pembasmi rumput ataui herbasida dan sejenisnya.
- Untuk antisipasi adanya ulat dianjurkan memakai voradan secukupnya.
- Untuk tanaman tumpangsari sebaiknya pohon pisang saja, selain pohon pisang jangan ditanam, misalnya jagung cabe dll, karena dapat mengganggu jalannya pertumbuhan kopi.
- Pemberian pupuk buatan ± 1 bulan setelah pohon kopi terlihat semi, dan untuk pemupukan selanjutnya disesuaikan, hanya pada bulan 3 harus pemupukan yang terakhir karena untuk persiapan musim kemarau.
- Rawat dan amati pertumbuhan tunas baru di batang agar tidak mengganggu batang pokok.
Lahan tanah Miring / cukup terjal
Yang membedakan metoda penanaman kopi pada lahan tanah miring atau cukup terjal adalah posisi kemiringan tanah jika musim penghujan humus bisa larut terbawa air hujan yang menyebabkan tanah tersebut menjadi gersang. Oleh sebab itu perlu dibuatkan sengketan (petakan tanah) untuk menampung air hujan agar humus tidak larut.
Tahapan selanjutnya dilakukan sama dengan langkah – langkah menanam kopi pada lahan tanah datar. Tetapi pada pengolahannya tidak dapat menggunakan bajak karena lokasi lahan yang tidak memungkinkan. Perlatan yang digunakan pada pengolahan lahan dengan kondisi ini misalnya cangkul, dan perlatan lain yang mungkin digunakan.
Tanaman Kopi pada Usia 1 Tahun
Tanaman Kopi pada Usia 2 Tahun
Kesimpulan
Dengan menggunakan metode spesifikasi lokasi lahan pada penanaman kopi maka waktu panen awal dapat dipersingkat. Jika tidak menggunakan metode tersebut waktu panen awal bisa mencapai 3 tahun, dengan motode ini waktu panen menjadi 1 tahun. Keuggulan yang lain yaitu buah pada awal panen lebih menjanjikan.
Komentar